Pages

ANALISIS JURNAL (TUGAS 4)

Kamis, 25 Desember 2014

DEGREE OF TAX PAYER COMPLIANCE AND TAX TARIFF THE TESTING ON THE IMPACT OF INCOME TYPES

Penulis :        PUPUT TRI KOMALASARI
                         MOH. NASHIH
Abstrak
           The research was intended to investigate the relationship between tax tariff and the compliance of tax payer; and how this relationship was affected by type of income (endowed income vs earned income). The degree of the tax payer compliance was measured based on reported income. The treatment of the experiment was conducted in accordance with variables of reported income (endowed v.s. earned income) and variables of tax tariff (15% vs 30%). The testing results on the impact of endowed income towards the degree of tax payer compliance indicated that there was no distinct difference on the degree of tax payer compliance towards the application of lower tax tariff of 15% as well as higher tax tariff of 30%. This premise possibly resulted from the nature of the participants as a risk averse receiving endowed income, providing that how hard they worked, they received constant amount of incomes. The testing toward participants receiving earned income revealed that they responded positively toward the increase of tax tariff by encouraging the degree of compliance to report their tax. This issue is in line with economics theory stating that tax-evasion-gamble brings higher risks whenever the tax tariff rises. Thus, the risk faced by the tax payer will increase in the line with the incline of audit and penalty probability.
Key words: tax payer compliance, tax tariff, earned income, endowed income

Nama Jurnal & Vol : 
Alm, J., B. R. Jackson dan M. McKee, 1992, Estimating the Determinants of Taxpayer Compliance with Experimental Data, National Tax Journal, 45 (March), 107-114.

Objek Penelitian : 
Tarif pajak dan Tingkat kepatuhan wajib pajak

Permasalahan :

1.    Tarif pajak merupakan variabel yang sering dikutip dan menjadi obyek kebijakan. Namun pemahaman kita terhadap permasalahan bagaimana perubahan farif pajak ini mempengaruhi kepatuhan wajib pajak masih terbatas.

2.    Penelitian ini ditujukan untuk memberikan bukti tambahan atas penelitian sebelumnya yang belum menemukan suatu kesepakatan. Beberapa studi menemukan hubungan negatif antara tarif pajak dan kepatuhan wajib pajak, sedangkan studi yang lainnya menemukan hasil yang konsisten dengan teori ekonomi, yaitu adanya hubungan positif antara tarif pajak dan kepatuhan. Salah satu alasan yang dapat diungkapkan atas hasil yang tidak seragam ini adalah bahwa partisipan dalam eksperimen yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya menerima endowed income, sedangkan studi empiris menggunakan data yang didalamnya mencakup responden yang menerima earned income.

Operasionalisasi Variabel
            Variabel pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak (taxpayer compliance) yang diukur dengan menggunakan reported income. Variabel kedua yang digunakan adalah perubahan tarif pajak. Variabel ketiga yang digunakan adalah jenis income. Jenis income dibedakan menjadi dua, yaitu endowed income dan earned income. Endowed income dioperasionalisasi dengan cara memberikan pekerjaan kepada partisipan dengan memberikan upah atas pekerjaan yang dilakukannya berapapun output yang dihasilkan. Earned income dioperasionalisasi dengan cara meminta kepada partisipan untuk berupaya mencapai payoff tertentu dengan syarat bahwa partisipan tersebut harus melakukan sebuah pekerjaan dengan kriteria-kriteria tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan.



Analisis Data
Tabel 1 menunjukkan data statistic deskriptif untuk keempat kondisi, yaitu endowed income dengan tarif pajak 15%, endowed income dengan tarif pajak 30%, earned income dengan tarif pajak 15% dan earned income dengan tarif pajak 30%. Berdasarkan tabel 1 panel A terlihat bahwa tidak ada perubahan rata-rata data ketika tarif pajak 15% dan tarif pajak 30%, sedangkan di panel B terlihat bahwa rata-rata reported income lebih tinggi ketika tarif pajak yang dikenakan adalah 30% dibandingkan tarif pajak 15%.
Berdasarkan tabel statistik deskriptif dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 tidak didukung oleh bukti empiris. Konsisten dengan hipotesis 2 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara reported income dengan tarif pajak ketika wajib pajak menerima earned income. Tabel 1 panel B menunjukkan adanya peningkatan rata-rata reported income ketika tarif pajak meningkat dari 15% menjadi 2%. Secara grafik bisa dilihat pola perubahan reported income terhadap tarif pajak di gambar 1. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2, data observasi reported income diranking dari yang terkecil sampai terbesar.
Analisis varians (ANOVA) dilakukan atas data ranking tersebut sebagai variabel dependen. Penggunaan ranking reported income sebagai variabel dependen mengingat hasil pengujian terhadap data reported income menunjukkan bahwa sample yang diambil tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, ANOVA dilakukan dengan menggunakan perankingan reported income karena menurut Conover (1980) hasil ANOVA akan lebih efisien (powerful) dan lebih tepat secara teoretis bila menggunakan transformasi ranking atas reported income.



Untuk menguji hipotesis 1 dan 2, data observasi reported income diranking dari yang terkecil sampai terbesar. Analisis varians (ANOVA) dilakukan atas data ranking tersebut sebagai variable dependen. Penggunaan ranking reported income sebagai variabel dependen mengingat hasil pengujian terhadap data reported income menunjukkan bahwa sampel yang diambil tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, ANOVA dilakukan dengan menggunakan perankingan reported income karena menurut Conover (1980) hasil ANOVA akan lebih efisien (powerful) dan lebih tepat secara teoretis bila menggunakan transformasi ranking atas reported income.
Tabel 2 menunjukkan hasil ANOVA atas pengujian terhadap hipotesis 1 dan 2. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa jenis income (endowed vs earned) berdampak secara signifikan terhadap reported income (F=5.131 dengan probabilitas 0.025), sedangkan tarif pajak berdampak signifikan pada tingkat kesalahan 10% (F=0,073 dengan probabilitas 0,081). Pengujian terhadap interaksi antara jenis income dan tarif pajak menunjukkan dampak yang signifikan pada derajat kesalahan 10% dengan nilai F sebesar 3,073 dengan probabilitas 0,081. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat compliance wajib pajak dipengaruhi oleh tarif pajak, jenis income dan interaksi antara tarif pajak dan jenis income. Jadi, peningkatan compliance wajib pajak juga tergantung pada apakah pendapatan yang diterimanya bersifat endowed atau earned.

KESIMPULAN

Penelitian ini berupaya menguji hubungan antara tarif pajak dan kepatuhan wajib pajak dan bagaimana hubungan ini dipengaruhi oleh jenis income (endowed income vs earned income). Hasil pengujian terhadap dampak endowed income terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak menunjukkan hasil yang berbeda dengan Boylan dan Sprinkle (2001) dan Moser et al. (1995). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika wajib pajak menerima endowed income, tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak baik dalam kondisi tarif pajak yang berlaku tinggi maupun rendah. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh perilaku risk averse dari partisipan yang menerima endowed income mengingat bagaimanapun kerja keras mereka hasil (pendapatan) yang mereka terima tidak berubah.
            Pengujian terhadap partisipan yang menerima earned income menunjukkan hasil yang konsisten dengan Boylan dan Sprinkle (2001) dan Allingham dan Sandmo (1972), yaitu bahwa partisipan memberikan respon yang positif terhadap peningkatan tarif pajak dengan cara meningkatkan kepatuhan mereka dalam melaporkan pajaknya. Hal ini konsisten dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa tax-evasion-gamble akan lebih berisiko ketika tarif pajak meningkat. Risiko yang dihadapi wajib pajak ini akan meningkat seiring dengan peningkatan probabilitas audit dan penalti.
Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa wajib pajak memperlakukan pendapatannya secara berbeda tergantung pada bagaimana ia memperoleh pendapatan tersebut. Ketika wajib pajak menerima pendapatan tanpa perlu mengeluarkan tenaga dan kerja keras yang cukup besar, ia cenderung untuk patuh terhadap peraturan perpajakan dengan tidak melakukan evasion terhadap pendapatan kena pajak (PKP)nya. Sebaliknya ketika wajib pajak menerima pendapatan melalui sebuah kerja keras yang memakan waktu dan tenaga yang cukup besar cenderung untuk berupaya memaksimalkan utilitas (payoff)nya. Namun manakala tarif pajak yang dikenakan meningkat, penerima earned income akan mempertimbangkan peningkatan risiko yang mungkin timbul akibat evasion.

Judul Skripsi :


TINGKAT KEPATUHAN PEMBAYAR PAJAK DAN TARIF PAJAK PENGUJIAN PADA DAMPAK JENIS PENDAPATAN MASYARAKAT DKI JAKARTA



0 komentar:

Posting Komentar

Visitors

 
Zakaria Al-Faeyza © 2011 | Designed by Bingo Cash, in collaboration with Modern Warfare 3, VPS Hosting and Compare Web Hosting