“DEGREE OF TAX PAYER COMPLIANCE AND
TAX TARIFF THE TESTING ON THE IMPACT OF INCOME TYPES”
Penulis : PUPUT
TRI KOMALASARI
MOH.
NASHIH
Abstrak
The
research was intended to investigate the relationship between tax tariff and the
compliance of tax payer; and how this relationship was affected by type of
income (endowed income vs earned income). The degree of the tax payer
compliance was measured based on reported income. The treatment of the
experiment was conducted in accordance with variables of reported income
(endowed v.s. earned income) and variables of tax tariff (15% vs 30%). The
testing results on the impact of endowed income towards the degree of tax payer
compliance indicated that there was no distinct difference on the degree of tax
payer compliance towards the application of lower tax tariff of 15% as well as
higher tax tariff of 30%. This premise possibly resulted from the nature of the
participants as a risk averse receiving endowed income, providing that how hard
they worked, they received constant amount of incomes. The testing toward participants
receiving earned income revealed that they responded positively toward the increase
of tax tariff by encouraging the degree of compliance to report their tax. This
issue is in line with economics theory stating that tax-evasion-gamble brings
higher risks whenever the tax tariff rises. Thus, the risk faced by the tax
payer will increase in the line with the incline of audit and penalty
probability.
Key words: tax payer compliance, tax tariff, earned income, endowed income
Nama Jurnal & Vol :
Alm, J., B. R. Jackson dan M. McKee, 1992, Estimating the Determinants of
Taxpayer Compliance with Experimental Data, National Tax Journal, 45 (March), 107-114.
Objek Penelitian :
Tarif pajak dan Tingkat kepatuhan wajib pajak
Permasalahan :
1. Tarif pajak merupakan
variabel yang sering dikutip dan menjadi obyek kebijakan. Namun pemahaman kita
terhadap permasalahan bagaimana perubahan farif pajak ini mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak masih terbatas.
2. Penelitian ini ditujukan
untuk memberikan bukti tambahan atas penelitian sebelumnya yang belum menemukan
suatu kesepakatan. Beberapa studi menemukan hubungan negatif antara tarif pajak
dan kepatuhan wajib pajak, sedangkan studi yang lainnya menemukan hasil yang
konsisten dengan teori ekonomi, yaitu adanya hubungan positif antara tarif
pajak dan kepatuhan. Salah satu alasan yang dapat diungkapkan atas hasil yang
tidak seragam ini adalah bahwa partisipan dalam eksperimen yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya menerima endowed income, sedangkan studi empiris
menggunakan data yang didalamnya mencakup responden yang menerima earned income.
Operasionalisasi Variabel
Variabel
pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib
pajak (taxpayer compliance) yang diukur dengan menggunakan reported income. Variabel
kedua yang digunakan adalah perubahan tarif pajak. Variabel ketiga yang
digunakan adalah jenis income. Jenis income dibedakan menjadi dua, yaitu
endowed income dan earned income. Endowed income dioperasionalisasi dengan cara
memberikan pekerjaan kepada partisipan dengan memberikan upah atas pekerjaan
yang dilakukannya berapapun output yang dihasilkan. Earned income
dioperasionalisasi dengan cara meminta kepada partisipan untuk berupaya
mencapai payoff tertentu dengan syarat bahwa partisipan tersebut harus melakukan
sebuah pekerjaan dengan kriteria-kriteria tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan.
Analisis Data
Tabel 1 menunjukkan data statistic
deskriptif untuk keempat kondisi, yaitu endowed income dengan tarif pajak 15%,
endowed income dengan tarif pajak 30%, earned income dengan tarif pajak 15% dan
earned income dengan tarif pajak 30%. Berdasarkan tabel 1 panel A terlihat
bahwa tidak ada perubahan rata-rata data ketika tarif pajak 15% dan tarif pajak
30%, sedangkan di panel B terlihat bahwa rata-rata reported income lebih tinggi
ketika tarif pajak yang dikenakan adalah 30% dibandingkan tarif pajak 15%.
Berdasarkan tabel statistik deskriptif
dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 tidak didukung oleh bukti empiris. Konsisten
dengan hipotesis 2 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
reported income dengan tarif pajak ketika wajib pajak menerima earned income.
Tabel 1 panel B menunjukkan adanya peningkatan rata-rata reported income ketika
tarif pajak meningkat dari 15% menjadi 2%. Secara grafik bisa dilihat pola
perubahan reported income terhadap tarif pajak di gambar 1. Untuk menguji
hipotesis 1 dan 2, data observasi reported income diranking dari yang terkecil
sampai terbesar.
Analisis varians (ANOVA) dilakukan atas
data ranking tersebut sebagai variabel dependen. Penggunaan ranking reported
income sebagai variabel dependen mengingat hasil pengujian terhadap data
reported income menunjukkan bahwa sample yang diambil tidak terdistribusi
secara normal. Oleh karena itu, ANOVA dilakukan dengan menggunakan perankingan
reported income karena menurut Conover (1980) hasil ANOVA akan lebih efisien
(powerful) dan lebih tepat secara teoretis bila menggunakan transformasi
ranking atas reported income.
Untuk menguji hipotesis 1 dan 2, data
observasi reported income diranking dari yang terkecil sampai terbesar.
Analisis varians (ANOVA) dilakukan atas data ranking tersebut sebagai variable
dependen. Penggunaan ranking reported income sebagai variabel dependen
mengingat hasil pengujian terhadap data reported income menunjukkan bahwa
sampel yang diambil tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, ANOVA
dilakukan dengan menggunakan perankingan reported income karena menurut Conover
(1980) hasil ANOVA akan lebih efisien (powerful) dan lebih tepat secara
teoretis bila menggunakan transformasi ranking atas reported income.
Tabel 2 menunjukkan hasil ANOVA atas
pengujian terhadap hipotesis 1 dan 2. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa
jenis income (endowed vs earned) berdampak secara signifikan terhadap reported
income (F=5.131 dengan probabilitas 0.025), sedangkan tarif pajak berdampak
signifikan pada tingkat kesalahan 10% (F=0,073 dengan probabilitas 0,081).
Pengujian terhadap interaksi antara jenis income dan tarif pajak menunjukkan
dampak yang signifikan pada derajat kesalahan 10% dengan nilai F sebesar 3,073
dengan probabilitas 0,081. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat compliance wajib
pajak dipengaruhi oleh tarif pajak, jenis income dan interaksi antara tarif
pajak dan jenis income. Jadi, peningkatan compliance wajib pajak juga
tergantung pada apakah pendapatan yang diterimanya bersifat endowed atau
earned.
KESIMPULAN
Penelitian ini berupaya menguji hubungan
antara tarif pajak dan kepatuhan wajib pajak dan bagaimana hubungan ini
dipengaruhi oleh jenis income (endowed income vs earned income). Hasil
pengujian terhadap dampak endowed income terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
menunjukkan hasil yang berbeda dengan Boylan dan Sprinkle (2001) dan Moser et
al. (1995). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika wajib pajak menerima
endowed income, tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak baik
dalam kondisi tarif pajak yang berlaku tinggi maupun rendah. Hal ini bisa jadi disebabkan
oleh perilaku risk averse dari partisipan yang menerima endowed income mengingat
bagaimanapun kerja keras mereka hasil (pendapatan) yang mereka terima tidak
berubah.
Pengujian terhadap
partisipan yang menerima earned income menunjukkan hasil yang konsisten dengan Boylan dan Sprinkle (2001) dan Allingham dan
Sandmo (1972), yaitu bahwa partisipan memberikan respon yang positif terhadap
peningkatan tarif pajak dengan cara meningkatkan kepatuhan mereka dalam
melaporkan pajaknya. Hal ini konsisten dengan teori ekonomi yang menyatakan
bahwa tax-evasion-gamble akan lebih berisiko ketika tarif pajak meningkat.
Risiko yang dihadapi wajib pajak ini akan meningkat seiring dengan peningkatan probabilitas
audit dan penalti.
Hasil penelitian ini mengimplikasikan
bahwa wajib pajak memperlakukan pendapatannya secara berbeda tergantung pada
bagaimana ia memperoleh pendapatan tersebut. Ketika wajib pajak menerima
pendapatan tanpa perlu mengeluarkan tenaga dan kerja keras yang cukup besar, ia
cenderung untuk patuh terhadap peraturan perpajakan dengan tidak melakukan
evasion terhadap pendapatan kena pajak (PKP)nya. Sebaliknya ketika wajib pajak
menerima pendapatan melalui sebuah kerja keras yang memakan waktu dan tenaga
yang cukup besar cenderung untuk berupaya memaksimalkan utilitas (payoff)nya.
Namun manakala tarif pajak yang dikenakan meningkat, penerima earned income
akan mempertimbangkan peningkatan risiko yang mungkin timbul akibat evasion.
Judul Skripsi :
“TINGKAT KEPATUHAN PEMBAYAR PAJAK DAN TARIF PAJAK PENGUJIAN
PADA DAMPAK JENIS PENDAPATAN MASYARAKAT DKI JAKARTA”
0 komentar:
Posting Komentar