Goresan
panjang sejarah persepakbolaan Indonesia memang penuh dengan dinamika.
Minimnya prestasi timnas dalam satu dekade terakhir ini hanya
menempatkan Indonesia sebagai penonton dalam ajang sepakbola akbar
seperti Piala Asia (AFC Cup) maupun Piala Dunia (FIFA World Cup).
Timnas
Indonesia memang belum mampu menorehkan prestasi yang menakjubkan baik
dikancah regional maupun Internasional. Lihat saja ketika Indonesia
sebagai salah satu tuan rumah berlaga di Putaran Final Piala Asia 2007
namun tidak mampu lolos dari kualifikasi Grup.
Hal
ini diperparah lagi karena 4 tahun kemudian Indonesia mengalami masa
suram persepakbolaan nasional yang berakibat tidak mampunya Timnas
senior untuk lolos dari babak kualifikasi Pra Piala Asia tahun 2011 dan
perpecahan ditubuh PSSI yang mengakibatkan sepakbola Indonesia berlumur
konflik ditahun 2012.
Namun
kini sepertinya telah berhembus angin segar yang membawa efek positif
dalam persepakbolaan Indonesia, yaitu ketika tim nasional muda U-19
bertanding dalam final AFF CUP 2013 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo
(22/9/13) dan berhasil merengkuh kemenangan melawan Vietnam yang
dilanjutkan dengan meraih kemenangan 3-2 atas Korea Selatan dalam laga
terakhir penyisihan Grup G Kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Gelora
Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).
Sukses Namun Waspada
Indonesia
sebagai juara grup telah meraih tiket putaran final Piala Asia U-19
yang akan berlangsung tahun depan di Myanmar. Kemenangan yang diraih
tersebut harus dihargai sebab merupakan sebuah jalan masuk bagi
kesuksesan Timnas muda.
Penonton
telah memberi semangat dan seluruh kinerja pelatih, official dan pemain
Timnas merah-putih patut diacungi jempol. Layaklah jika penghargaan
’the man behind the gun’ untuk kesuksesan Timnas Garuda Muda hari ini
diberikan kepada Rakyat Indonesia dan Pelatih Indra Sjafri yang cukup
piawai dalam menerapkan strategi.
Timnas
Garuda Muda yang di isi para pemain muda berbakat yang potensial
membawa nama besar Indonesia dimasa depan kini mulai menunjukkan
tajinya. Sebut saja Evan Dimas yang disebut menjadi salah satu pahlawan
Timnas Merah-Putih lewat hat-trick dalam laga krusial melawan Korea
Selatan tersebut. Begitu juga penampilan apik nan brilian dari kiper Ravi Murdianto dalam menjaga gawang Timnas Indonesia.
Namun
ada hal-hal yang perlu diwaspadai oleh seluruh pemain dan pelatih dalam
meraih kesuksesan, karena tentu kita tidak mau ada tangan-tangan yang
kembali merusak manisnya masa depan persepakbolaan nasional seperti yang
pernah terjadi sebelumnya.
Pelatih
Indra Sjafri jangan sampai lengah sebab lolosnya Timnas U19 keputaran
final piala Asia yang akan digelar di Myanmar pada Oktober 2014
mendatang merupakan sebuah pintu masuk menuju kesuksesan yang lebih
besar bagi kejayaan Indonesia dimata Internasional.
Sementara
itu bagi mereka yang berada diluar lapangan dan berada dibelakang layar
yang turut memberi kontribusi kesuksesan perjalanana Timnas U-19
janganlah menjadi orang yang merasa paling berjasa, namun teruslah
memberi kontribusi karena kesuksesan yang lebih besar telah menanti
dimasa depan lewat kesungguhan hati para pemain Timnas U19 yang semakin
solid hari demi hari. Sebab setiap kesuksesan yang diraih anak bangsa
akan membawa nama baik Indonesia dimata dunia dan ini merupakan hasil
kerja keras semua orang.
Namun
ditengah tingginya moral timnas Garuda muda saat ini, Mungkin juga
harus tetap berhati-hati terhadap nama-nama yang biasa mencari
popularitas lewat pentas sepakbola Indonesia. Hal ini sangat
membahayakan dan dapat kembali merusak mental dan proesionalitas para
pemain sehingga menurunkan tingkat kerja keras dan semangat para pemain.
Lihat saja belum lama ini sewaktu Irfan bahdim dan kawan-kawan begitu
dipuja dalam ajang sepakbola AFF Tahun 2010 namun ketika dipolitisir
oleh beberapa orang yang hanya mementingkan diri sendiri menyebabkan
kinerja anak-anak Timnas Merah-Putih waktu itu menurun drastis dan
kehilangan kesempatan dalam meraih juara.
Harapan Dimasa Depan
Segudang
prestasi mungkin belum dapat diraih dalam 5 tahun ini, tapi melihat
perkembangan skuad garuda muda yang memiliki potensi sangat tinggi,
tidak mustahil bahwa Indonesia akan mampu bersaing dilevel Asia serta
berjaya dan ditakuti setidak nya dilevel Negara-negara asia tenggara
setelah meraih piala AFF U-19 belum lama ini.
Sementara
itu, harapan masa depan yang cerah terbuka lebar berjaya di level Asia
jika dapat meraih sukses di Myanmar tahun depan, bahkan setidak nya 5-10
tahun kedepan akan Indonesia berpeluang bertarung di Piala Dunia
sehingga dengan itu Indonesia akan kembali mendapat julukan sang macan
Asia dalam kancah persepakbolaan Internasional.
Setelah
gagal menuju piala dunia 2014 di Brazil, Generasi muda sepakbola
Indonesia memang tidak menutup kemungkinan akan bisa menembus piala
dunia tahun 2018 yang akan digelar DiRusia jika berhasil lolos dari
babak kualifikasi. Namun jika kembali gagal, bakat-bakat muda Indonesia
tetap memberi harapan membawa Indonesia pada Piala Dunia 2022 mendatang
yang rencananya akan digelar di Qatar.
Pada
akhirnya, Rakyat Indonesia kini ingin melihat talenta muda Timnas
Garuda benar-benar dipupuk menuju masa keemasannya yang diperkirakan
5-10 tahun kedepan. Pesan penulis adalah bahwa kita perlu mencontoh
timnas Spanyol yang 10 tahun lalu belum memberi prestasi bagi Negaranya,
namun lewat pelatihan talenta-talenta mudanya hari ini Timnas Spanyol
telah berhasil meraih gelar-gelar bergengsi seperti Piala Dunia dan
Piala Eropa.
Dan
pastinya tentu kita tidak mau Indonesia kembali tanpa prestasi ditengah
banyaknya potensi sumber daya manusia dan bakat muda untuk pengembangan
sepakbola nasional. Harapan Indonesia untuk berjaya dimasa depan kini
terbuka lebar lewat timnas garuda muda maupun potensi muda diseluruh
wilayah Nisantara. Oleh karena itu kemampuan (skill) dan
Profesionalisme para pemain harus dipupuk sejak dini serta dikuatkan
oleh semua pihak dan bukan malah dipolitisir oleh orang-orang tertentu
demi keuntungan semata.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar