Pelajar yang merupakan aset
bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa serta membela tanah air memang
selayaknya bertindak sesuai aturan dan norma yang ada. Selain belajar
dan menuntut ilmu, pelajar yang normal seharusnya menjungjung tingkat
nasionalisme serta memiliki akhlak yang baik. Jika sudah mempunyai
poin-poin tersebut, bangsa kita akan terbebas dari hal-hal yang negative
seperti tindakan kekerasan bahkan tindakan asusila.
Belakangan ini Indonesia
dikejutkan dengan kelakuan para pelajar yang sudah bertindak diluar
batas normal. Bukan hanya melakukan tawuran yang memang sangat merugikan
semua pihak, melainkan video porno yang sudah beredar hampir keseluruh
tanah air dengan adegan yang menurut dunia pendidikan sangat tidak
pantas dilakukan oleh seorang pelajar apalagi didepan umum. Ironisnya,
pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan tersebut sama sekali tidak
merasa keberatan merekam tindakan asusilanya tersebut dan bahkan
menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan. Bagaimana hal
tersebut bisa terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan adalah
belajar serta menuntut ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa.
Fenomena video seks di kalangan pelajar, dinilai membuat moral pelaku
maupun pengedar dalam video tersebut menjadi hancur. Tidak hanya itu,
video seks yang beredar juga membuat malu keluarga, sekolah, serta
dirinya sendiri.
Namun demikian, siswa SMA Negeri 1 Pontianak Rangga Mahesa mengatakan, moral pelajar yang hancur tidak bisa dinilai dari beberapa video seks yang tersebar. Bisa jadi mereka melakukan hal tersebut disebabkan karena faktor keluarga.
"Banyak juga pelajar yang berprestasi. Jadi, dengan adanya video seks di kalangan pelajar tidak semua moral pelajar hancur. Itu hanya oknum-oknum tertentu saja yang melakukan hal seperti itu," ucapnya saat berbincang dengan Okezone, Kamis (31/10/2013).
Namun demikian, siswa SMA Negeri 1 Pontianak Rangga Mahesa mengatakan, moral pelajar yang hancur tidak bisa dinilai dari beberapa video seks yang tersebar. Bisa jadi mereka melakukan hal tersebut disebabkan karena faktor keluarga.
"Banyak juga pelajar yang berprestasi. Jadi, dengan adanya video seks di kalangan pelajar tidak semua moral pelajar hancur. Itu hanya oknum-oknum tertentu saja yang melakukan hal seperti itu," ucapnya saat berbincang dengan Okezone, Kamis (31/10/2013).
Pemerintah yang menanggapi
permasalahan tersebut melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari
orang tua pelajar-pelajar tersebut serta rendahnya pengawasan dari
aparat setempat jika ditinjau mengenai kasus tawuran antarpelajar bahkan
antarmahasiswa. Bimbingan yang kuat serta pengawasan dari pendidik juga
sangat diperlukan, apalagi motif yang mendasar adanya tindak kekerasan
atarpelajar tersebut adalah persaingan antar sekolah serta dendam
pribadi dari salah satu pelajar yang menjadi provokator. Tindakan
kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar jaman sekarang harus
disikapi dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang efesien.
Diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang
ini agar pelajar yang bersikap diluar batas bias diarahkan menjadi lebih
baik. Jika tidak ada tindakan yang tegas, tawuran dan tindak asusila
akan merajalela serta nilai-nilai bangsa akan hilang begitu saja.
Pegawasan yang ketat memang
merupakan kunci utama yang harus dilakukan orang tua dan guru-guru
sekarang ini. Karena lingkup termudah yang turut andil dalam pencegahan
tidak kekerasan dan asusila terhadap pelajar adalah dimulai dari
keluarga dan lingkungan sekolah. Pemerintah pun harus tetap berupaya
dalam penuntasan kasus-kasus tersebut melalui aparat setempat dan system
keamanan yang berlaku diseluruh wilayah tanah air. Pelajar Indonesia
harus diarahkan kepada segala hal yang positif karena merekalah yang
menjadi generasi penerus bangsa. Menjadi siswa-siswi yang berprestasi
dan membanggakan haruslah menjadi target mereka. Dengan demikian, peran
orang tua serta pemerintah dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas
tidak akan sia-sia.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar